Sudah tak terhitung lagi banyaknya bencana dan musibah yang dialami bangsa ini. Seakan pengalaman bencana yang telah terjadi tidak memberikan pelajaran yang berharga. Baik dalam hal proses penanganan maupun penyampaian sistem peringatan terjadinya bencana.
Namun demikian setiap bencana tentunya memiliki karakteristik dan dapat diidentifikasi baik besarannya maupun perkiraan waktu terjadinya. Dengan demikian pembangunan sistem peringatan dini merupakan metode yang penting untuk dipikirkan sehingga memberikan pengaruh yang signifikan. Terutama untuk meminimalkan jumlah korban.Seperti halnya gempa bumi yang baru saja terjadi sebenarnya dapat diminimalkan. Baik korban manusia maupun harta bilamana ada sistem yang dibangun untuk memberikan peringatan akan terjadinya bencana.
Sistem peringatan dini terhadap gempa merupakan suatu bagian daripada proses penyelamatan dan pelayanan kepada masyarakat. Sistem ini akan sangat berguna terutama pada wilayah-wilayah yang berpotensi atau rawan bencana.
Dengan demikian pembangunan sistem ini pada akhirnya dapat memberikan informasi yang sempurna akan terjadinya bencana untuk kemudian dilakukan langkah-langkah preventif sebelum bencana terjadi. Sehingga, besaran korban dan biaya penanganan serta kerugian bencana ini dapat diminimalkan.
Dalam membangun sistem peringatan dini bencana ini, maka setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, perlunya mengidentifikasi sumber-sumber dan pemicu terjadinya gempa. Dengan kata lain kondisi suatu wilayah baik dari segi geografi maupun geologi haruslah dapat diidentifikasi sejak awal.
Dengan demikian bila sudah teridentifikasi maka diharapkan akan memudahkan dalam melakukan analisis atau monitoring terhadap semua indikasi atau pergerakan yang tidak wajar pada bagian tertentu pada lapisan bumi di daerah tertentu. Selain itu hal yang juga paling penting untuk diidentifikasi adalah tenggat waktu peringatan.
Tenggat waktu peringatan bencana yang terlalu singkat kurang memberikan kesempatan yang banyak untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dan penyelematan. Namun, waktu yang terlalu lama juga memberikan kesan bahwa sistem peringatan yang diberikan kurang kredibel dan terpercaya. Sehingga, diperlukan pemilihan tenggat waktu yang optimal.
Kedua, perlunya membantu metode transmisi informasi. Hal ini dimaksudkan agar informasi sampai pada sasaran yang tepat, pada waktu yang tepat, dan secara jelas dapat dimengerti. Metode ini sangat bergantung pada para petugas yang ditunjuk untuk bertugas. Dan, bilamana oleh karena suatu hal fasilitas yang tersedia tak berfungsi maka penyampaian informasi dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas alkternatif yaitu dengan mengubah cara dan mekanisme kerja.
Ketiga, membangun perencanaan pra bencana secara sistematik dan terstruktur. Perencanaan ini mencakup penyusunan secara sistematis semua prosedur yang perlu dan akan dilakukan pada saat pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Sehingga, kemungkinan dampak yang diakibatkan bencana terminimalkan sekecil mungkin.
Namun demikian terlepas ada tidaknya sistem peringatan dini di Indonesia saat ini diakui bahwa pemerintah kini telah mulai terbiasa dalam penanganan bencana serta berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan optimal kepada para korban. Tetapi, akan lebih baik bila pemerintah juga mulai membangun dan menyusun sistem peringatan dini yang dapat memberikan informasi secara lengkap dan sempurna akan terjadinya bencana kepada masyarakat.
Dengan demikian kerugian baik harta maupun jiwa dapat ditekan seminimal mungkin. Terlebih lagi besaran biaya penanganan bencana dapat diminimalkan.
Jumat, 02 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar