Gembong Al Qaidah sekaligus buron nomor wahid Amerika Serikat (AS), Usamah bin Laden, kembali muncul. Kali ini, lewat video berisi rekaman suara dan gambar diamnya, militan 52 tahun tersebut menyebut Presiden Barack Obama tidak berdaya. Terutama untuk menghentikan Perang Afghanistan dan Perang Iraq.
Video bertajuk "Pesan untuk Rakyat Amerika" itu disebarluaskan oleh As-Sahab, media publikasi Al Qaidah, kemarin dini hari WIB.
"Mereka yang berakal sehat tahu bahwa Obama adalah manusia tak berdaya yang tidak akan mampu mengakhiri perang seperti yang telah dia janjikan. Bahkan, dia akan melanjutkannya hingga ke tingkat yang paling tinggi," urai Usamah seperti dilansir AFP kemarin (14/9).Pria kelahiran Arab Saudi itu menyebut pemerintahan Obama sebagai penerus ideologi neokonservatif Gedung Putih. Karena itu, dia mengimbau Obama lebih dahulu memerdekakan Gedung Putih sebelum membebaskan Afghanistan dan Iraq.
"Kenyataannya, paham neokonservatif itu masih terus membayangi Anda (Obama)," ujar Usamah dalam pesan pertamanya selama tiga bulan terakhir. Reuters melaporkan, durasi video terbaru Usamah tersebut sekitar 11 menit.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa bukti pelestarian paham neokonservatif itu tampak pada pilihan Obama atas beberapa pejabat penting. Di antaranya dengan mempertahankan Robert Gates sebagai menteri pertahanan dan Jenderal Robert Petraeus sebagai pimpinan tertinggi Komando Pusat AS di Afghanistan dan Iraq. Sejak era kepemimpinan George W. Bush, Gates dan Petraerus memang sudah menduduki dua jabatan penting tersebut.
Dalam kesempatan itu, Usamah mengimbau seluruh warga AS untuk mendesak Gedung Putih mengakhiri perang teror di Afghanistan dan Iraq. Juga mencabut dukungan penuh Negeri Paman Sam terhadap pemerintah Israel. Sebab, menurut dia, keberpihakan Washington terhadap kebijakan-kebijakan negeri Yahudi merupakan salah satu faktor krusial yang memantik serangan 11 September 2001.
Para analis teror menduga, Al Qaidah yang selama ini tidak banyak menyuarakan Palestina dikecam para pendukungnya sendiri. Apalagi, belakangan, para pakar intelijen Arab menyebut Al Qaidah sudah lemah dan selalu gagal melancarkan serangan langsung terhadap Israel. Karena itu, Usamah lantas dimunculkan untuk mengkritisi kebijakan AS atas Israel.
"Jika perang tidak kunjung berakhir juga, kami akan terus mengobarkan perlawanan terhadap Anda (AS) dan seluruh sekutu Anda. Seperti yang kami lakukan terhadap Uni Soviet selama 10 tahun hingga akhirnya tercerai-berai atas izin Tuhan yang Mahakuasa," tandas militan asal Arab Saudi tersebut seperti dilansir Associated Press.
Satu-satunya cara menghentikan kebencian terhadap AS, menurut dia, adalah dengan mempertimbangkan kembali hubungan Washington dengan Tel Aviv. "Tentukan mana yang lebih penting. Keamanan, darah, harta, pekerjaan, anak-anak, perekonomian dan reputasi Anda, atau keamanan Israel dan anak-anak serta perekonomian mereka?" tantang Usamah.
Selasa, 15 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar